Malam hari kumpul sekeluarga
Paling enak makan dan nonton tivi
Malam ini kita kumpul semua
Alhamdulillah terima kasih kepada Allah swt yang malam ini menghadirkan
nara sumber Bapak Yulius Roma Patandean, seorang guru Bahasa Inggris di SMAN 5
Tana Toraja yang masih muda kelahiran tahun 1984 di Salubarani, Tana Toraja. Beliau
adalah alumni Universitas Kristen Indonesia Toraja Sarjana Pendidikan Bahasa
Inggris, untuk Magisternya masih di kota yang sama yaitu Institut Agama Kristen
Negeri Toraja. Di dampingi oleh wanita yang cantik ibu Arofiah Afifi, S.Pd.
sebagai moderator.
Bapak Yulius Roma Patandean Adalah penulis dan editor profesional, dengan
menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku
Non Fiksi. 👏
Pada malam ini beliau akan memberikan tips bagaimana Langkah
Menyusun Buku Secara Sistematis.
Sebelum masuk kelangkah-langkah menyusun buku bukankah kita harus menulis terlebih
dahulu, karena tulisan tersebut yang akan kita susun menajdi sebuah buku. Ibu Fifi
menguktip tulisan Stephen King yaitu "Saat-saat yang paling menakutkan
dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya." Dan "Jika
ditanya, 'Bagaimana kamu menulis? Saya akan menjawab, satu demi satu kata.'
Dari kedua kutipan tersebut dapat diambil benang merahnya
yaitu tulis dan rangkailah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga
membentuk suatu kisah panjang yang
disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan yakinlah
karyamu akan berhasil.
Jadi sebelum orang lain mengaharagai kita sebaiknya hargailah
diri sendiri baru kemudian hargai orang lain dan jadikan itu sebagia motivasi
diri agar menjadi seorang penulis terkenal sistematis dan hebat. 👍
Sedangkan menulis menurut bapak Yulius adalah sesuatu yang
unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Menulislalh sehingga
kamu bisa karena terbiasa dan mampu menjadikan menulis sebagia suatu kebutuhan
sehingga membuat kita ketagihan selayaknya keripik singkong yang membuat kita
mau dan mau lagi untuk memakannya karena rasa dan kriuknya yang selalu menggoda
iman. Demikian halnya juga dengan menulis.
Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay
yang sudah familiar bagi kita (Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang
terjadi). Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan,
dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala
mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, juga
di blog lainnya, kompasiana misalnya.
Buku pertama yang bapak Yulius terbitkan adalah buku solo
berjudul Guru Menulis Guru Berkarya Kontennya adalah materi-materi yang
disampaikan para narasumber di Grup WA beliau. Beberapa pertemuan di grup
belajar menulis, akhirnya ketemulah dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang
membuka wawasan beliau tentang menulis. Ia adalah Prof. Richardus Eko Indrajit.
Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu
dan pak Yulius berhasil menulis buku berjudul Digital Transformation
Setelah menulis lalu, bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Beliau ternyata menulis, menyusun dan mengedit bukunya dipelajari secara otodidak. Yang pintar ma beda.
Tapi beliau sebenarnya mengetahui ada aplikasi yang bisa
digunakan agar tulisan naskah buku itu
bisa "sistematis". Ada Zotero https://www.zotero.org/
dan Mendeley https://www.mendeley.com/. yang populer di kalangan mahasiswa dan
akademisi. Berikut adalah panduan dalam membuat daftar isi, indeks, kutipan dan
daftar Pustaka otomatis 1. https://youtu.be/eePQwyHAcjw
2. https://youtu.be/mS8bfNZT-rA
3. https://youtu.be/jXPr59aWJSc
Narsum sendiri lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms
Word. Salah satunya karena gratis. Beliau pernah mencoba pakai aplikasi. Bisa
pakai Writer + di android juga di Google
Docs. Kendalanya adalah aplikasi tidak mengenal tanda baca dan huruf kapital,
sehingga tetap harus mengedit ulang dan otomatis membaca ulang. Kesimpulan:
menulis manual masih lebih efektif. 😁 Nah, dengan mengetik manual sebenarnya kita menulis sambil belajar dan
menambah ilmu karena kita sudah membaca berulang-ulang.
Dalam menulis
beliau memberikan tips dengan singkatan CLBK (bukan Cinta Lama Balik Kembali atau Cinta lama Belum
Kesampaian lho) yaitu
Jika masih ragu-ragu, maka COBALAH. Menulis, menyusun
dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa
ada per COBA an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk
menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.
Percobaan mendorong Anda untuk berbuat lebih untuk menjawab
rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekadar selesai mencoba atau mau
melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktikkan
sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil Anda. Melakukan proses lebih dalam menulis
membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan,
yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran
tentang apa yang akan Anda tulis, susun dan terbitkan.
Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN! bersama dengan praktik menyusun dan mengedit
naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan
maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju
karya.
KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan
mengedit naskah menurut beliau. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita
menjadi konsisten dalam mempraktikkannya.
Dalam menulis kita harus percaya diri dengan tulisan sendiri.
Buat tulisan dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan
judul/bab/sub bab yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian
ke bagian saling melengkapi.
Di akhir pertemuan beliau meminta para peserta pelatihan agar
yakin dengan kemampuan diri sendiri, pantang mundur . Menulislah, tuliskan apa
saja dan terbitkan bukumu. Jadilah bagian dari peradaban. Boleh miskin harta
dan jabatan, tapi bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah lewat
program menulis ini.
Satu kalimat yang saya suka dari narsum yaitu kita boleh miskin harta dan jabatan, tapi
bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah. Jadi kudu rajin menulis titik
ga pake koma.
Terima kasih kepada narsum atas ilmu yang diberikan dan
moderator yang sudah memandu pelatihan malam ini dengan baik juga tim solid
KBMN yang mempasilitasi kegiatan sehingga berjalan dengan lancar tanpa kendala.
Salam literasi.
Singkat, padat, mantap
BalasHapusterima kasih ibu
Hapus