Sabtu, 11 Februari 2023

CLBK Saat Menulis

 



Bismillahi rohmanirrohim
 
Malam hari kumpul sekeluarga
Paling enak makan dan nonton tivi
Malam ini kita kumpul semua
Menanti ilmu dari orang yang baik hati


 

Alhamdulillah terima kasih kepada Allah swt yang malam ini menghadirkan nara sumber Bapak Yulius Roma Patandean, seorang guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja yang masih muda kelahiran tahun 1984 di Salubarani, Tana Toraja. Beliau adalah alumni Universitas Kristen Indonesia Toraja Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, untuk Magisternya masih di kota yang sama yaitu Institut Agama Kristen Negeri Toraja. Di dampingi oleh wanita yang cantik ibu Arofiah Afifi, S.Pd. sebagai moderator.

 

Bapak Yulius Roma Patandean Adalah  penulis dan editor profesional, dengan menyandang kelulusan ujian sertifikasi lewat skema Sertifikasi Penulisan Buku Non Fiksi. 👏

Pada malam ini beliau akan memberikan tips bagaimana Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis.  

Sebelum masuk kelangkah-langkah menyusun  buku bukankah kita harus menulis terlebih dahulu, karena tulisan tersebut yang akan kita susun menajdi sebuah buku. Ibu Fifi menguktip tulisan Stephen King yaitu "Saat-saat yang paling menakutkan dalam menulis adalah tepat ketika kamu belum memulainya." Dan "Jika ditanya, 'Bagaimana kamu menulis? Saya akan menjawab, satu demi satu kata.'

Dari kedua kutipan tersebut dapat diambil benang merahnya yaitu tulis dan rangkailah kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga membentuk suatu kisah  panjang yang disebut suatu karya. Mulailah menulis dengan perlahan-lahan dan yakinlah karyamu akan berhasil.

Jadi sebelum orang lain mengaharagai kita sebaiknya hargailah diri sendiri baru kemudian hargai orang lain dan jadikan itu sebagia motivasi diri agar menjadi seorang penulis terkenal sistematis dan hebat. 👍

 

Sedangkan menulis menurut bapak Yulius adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Menulislalh sehingga kamu bisa karena terbiasa dan mampu menjadikan menulis sebagia suatu kebutuhan sehingga membuat kita ketagihan selayaknya keripik singkong yang membuat kita mau dan mau lagi untuk memakannya karena rasa dan kriuknya yang selalu menggoda iman. Demikian halnya juga dengan menulis.

 

Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay yang sudah familiar bagi kita (Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi). Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, juga di blog lainnya, kompasiana misalnya.

Buku pertama yang bapak Yulius terbitkan adalah buku solo berjudul Guru Menulis Guru Berkarya Kontennya adalah materi-materi yang disampaikan para narasumber di Grup WA beliau. Beberapa pertemuan di grup belajar menulis, akhirnya ketemulah dengan tokoh pendidikan dan teknologi yang membuka wawasan beliau tentang menulis. Ia adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Dalam materinya, beliau menantang peserta untuk menulis dalam waktu satu minggu dan pak Yulius berhasil menulis buku berjudul Digital Transformation

Setelah menulis lalu, bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Beliau ternyata menulis, menyusun dan mengedit bukunya dipelajari secara otodidak. Yang pintar ma beda.

Tapi beliau sebenarnya mengetahui ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu  bisa "sistematis". Ada Zotero https://www.zotero.org/  dan Mendeley https://www.mendeley.com/.  yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Berikut adalah panduan dalam membuat daftar isi, indeks, kutipan dan daftar Pustaka otomatis 1.  https://youtu.be/eePQwyHAcjw

                              2. https://youtu.be/mS8bfNZT-rA

                              3. https://youtu.be/jXPr59aWJSc

Narsum sendiri lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word. Salah satunya karena gratis. Beliau pernah mencoba pakai aplikasi. Bisa pakai Writer + di android  juga di Google Docs. Kendalanya adalah aplikasi tidak mengenal tanda baca dan huruf kapital, sehingga tetap harus mengedit ulang dan otomatis membaca ulang. Kesimpulan: menulis manual masih lebih efektif. 😁 Nah, dengan mengetik manual sebenarnya kita menulis sambil belajar dan menambah ilmu karena kita sudah membaca berulang-ulang.

 

Dalam menulis beliau memberikan tips dengan singkatan CLBK (bukan Cinta Lama Balik Kembali atau Cinta lama Belum Kesampaian lho) yaitu

Jika masih ragu-ragu, maka COBALAH. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada per COBA an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

Percobaan mendorong Anda untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekadar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktikkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil Anda.  Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan Anda tulis, susun dan terbitkan.

 

Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN!  bersama dengan praktik menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.

 

KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah menurut beliau. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktikkannya.

 

Dalam menulis kita harus percaya diri dengan tulisan sendiri. Buat tulisan dengan bahasa yang unik dan mudah dipahami pembaca. Urutkan judul/bab/sub bab yang memiliki kaitan sehingga ketika dibaca dari satu bagian ke bagian saling melengkapi.

 

Di akhir pertemuan beliau meminta para peserta pelatihan agar yakin dengan kemampuan diri sendiri, pantang mundur . Menulislah, tuliskan apa saja dan terbitkan bukumu. Jadilah bagian dari peradaban. Boleh miskin harta dan jabatan, tapi bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah lewat program menulis ini.

 

Satu kalimat yang saya suka dari narsum yaitu kita boleh miskin harta dan jabatan, tapi bersiaplah kaya ilmu, kaya teman dan menjadi sejarah. Jadi kudu rajin menulis titik ga pake koma.

 

Terima kasih kepada narsum atas ilmu yang diberikan dan moderator yang sudah memandu pelatihan malam ini dengan baik juga tim solid KBMN yang mempasilitasi kegiatan sehingga berjalan dengan lancar tanpa kendala.

 

Salam literasi.

 


2 komentar: