Bismillahirohmanirrohim
Pertemuan
ke 12 ini sang moderator menyapa dengan
panggilan yang unik Apa kabar bapak ibu Penggiat Literasi Nusantara ( PLN) diseluruh Indonesia......?
Saat membaca PLN saya ingat bulan ini
belum bayar listrik. Wah terima kasih
ibu Ewi sudah mengingatkan saya menjadi warga negara yang baik.
Sang
moderator malam ini adalah Bu Helwiyah biasa disapa Bu Ewi alumni KBMN Angkatan
20 yang berharap Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk
memotivasi diri mewujudkan mimpi menjadi
penulis sejati, sejalan dengan harapan peserta pelatihan.
Bu Ewi menuliskan prolog yang menarik
Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis
Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan
Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.
Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan
Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.
Publikasikan dan bukukanlah apa yang sudah kita tulis.,agar banyak
orang yang dapat membacanya. Abadikan dalam bentuk kumpulan buah fikiran yang tertulis dan
tersusun rapi dalam sebuah buku.
Pemateri malam ini adalah seorang sarjana Bahasa Indonesia menjadi guru kelas di sebuah
SDN Mardiharjo sumatera selatan Bernama Susanto biasa di panggi pak D yang menyampaiakan
materi berjudul "Proofreading
sebelum Menerbitkan Tulisan. Jika ingin mengetahui apa, mengapa, bagaimana
proofreading bisa kita lakukan dengan mengambil satu di antara resume yang kita
dokumentasikan.
Setelah tulisan 'jadi' langkah selanjutnya adalah melakukan
swasunting atau padanannya salah satu alat yang digunakan untuk membantu kita
melakukan proofreading adalah KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti
dengan EYD. Ketetapan yang merujuk pada Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Nomor 0424/I/BS.00.01/2022 tentang Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Saat melakukan swasunting atau pemadanan bisa saja menemukan
beberapa perubahan misalnya: Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan
bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan. Pada ejaan sebelumnya,
aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat
dan ketentuannya.
Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.
Contohnya:
Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.
Dalam menulis puisi, kita bisa mengulang kalimat subjek. Sedangkan untuk esai sebaiknya masukkan ke dalam kalimat majemuk. Beliau juga melampirkan link belajar memperbaiki tulisan https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo
Berdasarkan kutipan yang diambil beliau dari laman uptbahasa.untan.ac.id
Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya.
- Berikut tips melakukan proofreading yang beliau sampaika;
- Memperhatikan detail tulisan mulai dari kata, huruf, tanda baca, dan spasi;
- Membaca dengan lantang untuk mengetahui kata-kata yang kita tulis sudah benar atau belum;
- Membaca perlahan digunakan untuk tulisan nonfiksi;
- Berbaik hati kepada diri sendiri dengan memberikan istirahat untuk mendapatkan focus yang lama dalam proofreading
Pemateri juga menyampaikan untuk penerbit Mayor, seorang editor (orang
yang memriksa terlebih dahulu tulisan sebelum diterbutkan) menyesuaikan dengan
misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader melakukan uji baca pada tulisan. kembali
mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id
>> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk memproofread
artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor buku nonfiksi yang
padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi
daripada buku fiksi. Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada
aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan cara menggunakan tanda baca yang
benar.
Salah satu "tugas" Proofreading menurut beliau adalah
memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami". Jika kita melakukan proofreading atas tulisan
kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Hal
tersebut tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu. Jika cara itu juga kita merasakan hal yang
sama maka mintalah orang lain untuk membaca, bisa juga meminta bantuan
proofreader atau menggunakan aplikasi editing tools yang bisa didownload melalui
playstore.
Seperti analogi pemateri: pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar
menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun lebih
tahu harus ke mana arah bola ditendang.
Proffreading adalah tahapan wajib yang harus kita lakukan setelah melalui
tahap editorial. Seperti contoh kita menulis di laptop menggunakan keyboard, begitu
juga di tablet atau hape pun menggunakan keyboard. Mungkin KBBI-nya tepat akan
tetapi, karena tanpa sengaja kita menekan tombol tertentu, misalnya spasi, ikut
tersentuh, melompat satu huruf dong.
Pertemuan
malam ini diakhiri dengan pantun nasehat yang sangat bermanfaat buat kita peserta
pelatihan.
Berbaris-baris
dahulu,
memanjat
dinding kemudian,
nulis-nulis
saja dahulu,
lakukan
proofreading belakangan.
Pesan yang harus saya ingat dari bapak D malam ini adalah jangan
sekali-kali melakukan proofreading Ketika tulisan belum selesai atau belum jadi
sampai paragraf terakhir, sejalan dengan pesan bu Aam di materi
sebelum-sebelumnya.
Terimakasih kepada Pak D dan bu Ewi yang sudah membuat malam saya istimewa karena ilmu yang diberikan. Semoga sehat selalu dan tak bosan mmeberikan ilmu bermanfaat lainnya. Juga tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada tim solid KBMN 28 yang sudah memfasilitasi pelatihan di dunia si maya ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar