Bismillahi
romanirrohim
Sarapan
nasi uduk pakai telur dadar
Belinya
di warung baru buka
Mari
semua kita belajar
Menggunakan
kurikulum baru merdeka
Alhamdulilah masih diberikan kesehatan juga waktu sehingga dapat
mengikuti pelatihan malam ini dengan judul “Kaidah Pantun” yang disampaikan
oleh bapak Miftahul Hadi, S.Pd. beliau
adalah seorang guru yang bretugas di SDN Raji 1 Demak dan sudah menghasilkan
buku solo dan buku antologi pantun dengan moderator bapak Dail Maaruf.
Narasumber menjelaskan pengertian
pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018;
Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan
kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga
sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata
“TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat
Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut
dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).
Pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu atau Betawi
namun tiap daerah juga memilki pantun antara lain :
1.
Di Tapanuli, pantun dikenal dengan
istilah ende-ende (Suseno, 2006)
2.
Di Sunda, pantun dikenal dengan
istilah paparikan (Suseno, 2006)
3.
Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah
parikan (Suseno, 2006)
4.
Di Aceh, pantun dinamakan boligoni
atau rejong
5.
Orang Melayu, Banjar, dan Minang
menamakan pantun tetap pantun
Informasi dari
narsum bahwa Pantun sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak
benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the
Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di
Paris, Prancis (17/12/2020).
Pantun memiliki banyak kegunaan Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman
dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga
untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. selain
itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar .
Fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur
berpikir.
Untuk ciri-ciri pantun yang disampaikan pemateri malam ini adalah
sebagai berikut:
- Satu bait pantun terdiri atas empat baris
- Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata
- Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.
- Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.
- Baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi
Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b. Cara
menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris
Pantun,
syair, gurindam dan karmina merupakan jenis dari puisi lama tapi memiliki
berbagai macam perbedaan yaitu:
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Karmina, terdiri atas
dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.
Contoh Karmina:
Dahulu
ketan sekarang ketupat
Dahulu
preman sekarang uztad
1. Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf
1. Pantun suka cita
Makan nasi jangan sama piringnya
Ilmu malam ini sungguh menarik
Membuat aku ingin segera mencobanya
Terima kasih kepada bapak Miftahul Hadi, S.Pd. yang sudah
menyampaikan materi yang sangat bermanfaat dan bapak Sigit PN. S.H. yang sudah
memandu zoom mala mini, juga tim solid KBMN 28 yang sduah menfasilitasi dan
mengadakan pertemuan malam ini.
Pohon pinang berbuah lebat
Ilmu dari pak Hadi selalu ku kenang
Karena orangnya pintar dan hebat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar