Selasa, 07 Februari 2023

Memahami dan Menulis Pantun



Bismillahi romanirrohim

Sarapan nasi uduk pakai telur dadar

Belinya di warung baru buka

Mari semua kita belajar

Menggunakan kurikulum baru merdeka

 

Alhamdulilah masih diberikan kesehatan juga waktu sehingga dapat mengikuti pelatihan malam ini dengan judul “Kaidah Pantun” yang disampaikan oleh bapak  Miftahul Hadi, S.Pd. beliau adalah seorang guru yang bretugas di SDN Raji 1 Demak dan sudah menghasilkan buku solo dan buku antologi pantun dengan moderator bapak Dail Maaruf.

Narasumber menjelaskan  pengertian pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019).

 

Pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu atau Betawi namun tiap daerah juga memilki pantun antara lain :

1.      Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006)

2.      Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

3.      Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

4.      Di Aceh, pantun dinamakan boligoni atau rejong

5.      Orang Melayu, Banjar, dan Minang menamakan  pantun tetap pantun

 

Informasi dari narsum bahwa Pantun sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).

Pantun memiliki banyak kegunaan  Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. selain itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar . Fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.

 

Untuk ciri-ciri pantun yang disampaikan pemateri malam ini adalah sebagai berikut:

  1.  Satu bait pantun terdiri atas empat baris
  2.  Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata
  3.  Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.
  4.  Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.
  5.  Baris pertama dan kedua disebut sampiran, baris ketiga dan keempat disebut isi

Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b. Cara menentukan persajakan, bisa kita lihat Rima (bunyi akhir) tiap baris

Pantun, syair, gurindam dan karmina merupakan jenis dari puisi lama tapi memiliki berbagai macam perbedaan yaitu:


Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan
            Contoh syair :
            Inilah kisah bermula kawan
            Tentang negeri elok rupawan
            Menjadi rebutan haparan jajahan
            Hidup mati pahlawan memperjuangkan
 
            Engkau telah mafhum kawan
            Penggenggam bambu runcing ditangan
            Pemeluk tetes darah penghabisan
            Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan


 

Gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.
             Contoh gurindam :
             Jika rajin salat sedekah,
            Allah akan tambahkan berkah.

 

Karmina, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.

            Contoh Karmina:

            Dahulu ketan sekarang ketupat

            Dahulu preman sekarang uztad

           

BeBerikut adalah tips menulis pantun dari ahli pembuat pantun sang narasumber bapak Miftahul Hadi
 
1.      Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf
2.      pahami terlebih dahulu ciri-ciri pantun
3.      Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. Baru yang terakhir, susun       baris pertama dan kedua.
4.      Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.


Jenis-jenis pantun
 
1.      Pantun suka cita
2.      Pantun duka cita
3.      Pantun nasib/dagang
4.      Pantun perkenalan
5.      Pantun persahabatan
6.      Pantun adat
7.      Pantun agama
8.      Pantun budi(kesopanan)
9.      Pantun jenaka
10.  Pantun kepahlawanan
11.  Pantun nasihat
12.  Pantun percintaan
13.  Pantun perubahasa/perumpamaan
14.  Pantun teka-teki
15.  Pangtun perpisahan
 
    Minum air pakai gelas plastik
    Makan nasi jangan sama piringnya
    Ilmu malam ini sungguh menarik
    Membuat aku ingin segera mencobanya

 

Terima kasih kepada bapak Miftahul Hadi, S.Pd. yang sudah menyampaikan materi yang sangat bermanfaat dan bapak Sigit PN. S.H. yang sudah memandu zoom mala mini, juga tim solid KBMN 28 yang sduah menfasilitasi dan mengadakan pertemuan malam ini.

 

    Pohon kepala daunya jarang
    Pohon pinang berbuah lebat
    Ilmu dari pak Hadi selalu ku kenang
    Karena orangnya pintar dan hebat

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar